Sejak pertama melihat hint bahwa Vabyo sedang menulis buku terbarunya, aku sudah menandainya dalam keranjang to be read selanjutnya. Jujur saja, semakin hari minat baca menguap entah ke mana, maka apabila ada berita kalau salah satu penulis kesayangan akan menerbitkan buku, besar harapan dapat menjadi pemicu untuk kembali menekuni literasi.
*****
Tukar takdir merupakan kumpulan cerita yang dikemas dengan gaya bercerita Vabyo yang mengalir, dengan kalimat yang sering berima dan plot twist yang menanti diakhir. Kadang aku tak siap mengantisipasi akhir dari sebuah takdir yang kupikir akan berakhir manis namun nyatanya tragis, seperti Takdir 2 : Serupa dan Serapuh – Saya seperti luwak yang harus merasa bersalah kalau nggak berak karena sudah diberi kandang dan makanan.
Lain halnya pada Takdir 3, Vabyo dengan cerdas menuliskan fenomena sosial yang merebak saat ini dalam kisahnya tentang seorang Ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai selebgram yang bermain dengan filter dan menonjolkan bagian tubuh tertentu dengan angle yang pas demi meningkatkan jumlah love. Dibumbui juga dengan sulapan kutipan-kutipan beken yang dipajang sebagai caption.
“Bahwa apa yang ditampilkan dalam maya, seringnya tak seindah dalam nyata”
Untaian takdir yang Vabyo tuliskan tampaknya berasal dari pengalaman hidup pribadi – sepertinya ini ada pada Takdir 10, apalagi nama si tokoh adalah anagram nama lengkap si penulis. Shahih mah ini, hehe – ataupun cerita-cerita lumrah yang pernah kita dengar dari teman atau mungkin diri sendiri yang mengalami. Bedanya adalah, meski inti ceritanya cukup sederhana, cara penyampaiannya yang tidak biasa.
*****
[Takdir 1] : Diulang Sayang
Dari takdir ini aku menemukan istilah ‘keren’ untuk menyebut ilmu cocoklogi. Itu lho sejenis ilmu yang seolah-olah punya bukti data atau fakta ilmiah akan sesuatu tapi sifatnya hanya cocok-cocokan. Disebutnya, Pseudoscientist. Pun pada takdir ini mengingatkanku akan turbulensi yang pernah dialami saat berada di angkasa.
[Takdir 2] : Serupa dan Serapuh
Plot twist pertama yang tak kuduga akhirnya. Tragis.
[Takdir 3] : Duta Rumah Tangga
Ini merupakan takdir kesukaan, karena aku bisa menemukannya dalam kehidupan sekitar. Tentang orang yang berupaya menampilkan ‘sisi berbeda’ dari hidupnya yang menjadi idaman masyarakat pada umumnya. Dunia nyata yang berbanding terbalik dengan dunia maya. Hanya demi eksistensi dan juga uang berpundi-pundi.
[Takdir 4] : Kunci Pencari Pintu
Di luar ekspektasi akan akhir dari takdir ini. Kupikir akan happily ever after dengan kesembuhan sang istri, namun nyatanya dia tak lagi orang yang sama. Hihhh..
[Takdir 5] : Kelainan itu Kelebihan
Fenomena ‘kelebihan’ ini paling banyak terdapat dalam masyarakat, di mana sosok yang memiliki kelebihan itu sering dimintai tolong oleh masyarakat demi berbagai kepentingan, terlebih untuk meminta kesembuhan.
[Takdir 6] : Centong Ajaib
Cerita ini juga santer terdengar di kalangan para pedagang yang ‘tidak terima’ kalau pedagang lainnya lebih laris manis oleh pengunjung. Alasan paling klasik bin mistik biasanya yang paling mudah dijadikan pembenaran oleh mereka yang merasa ‘kalah’.
[Takdir 7] : Pembohong Yang Jujur
Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Peribahasa yang bisalah dimirip-miripin dengan kisah ini.
[Takdir 8] : Pencinta Butuh Pelarian
Pesan moral dari takdir ini adalah : jangan bego lah kalau putus cinta. Sedih boleh, tapi gak harus resign juga. Masa iya udah lah sedih gegalauan, gak ada uang lagi plus didatangi makhluk dari zona lain pula. Makin dabel aja tuh nestapanya.
[Takdir 9] : Hidup Yang Sangat Berat
Manusia itu makhluk yang gak baik-baik amat lho. Paling sering baik kalau ada maksud ‘terselubungnya’. Makanya jangan sampai terkecoh lalu tertangkap olehnya. Bisa-bisa kekasih hilang, nyawa diri melayang.
[Takdir 10] : Melupakan Pengingat Diri
Curahan hati si penulis atas ‘pengalaman berharganya’ beberapa tahun silam, yang mungkin membuatnya makin mensyukuri hidup yang fana ini, karena diberi kesempatan untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi. *duh, kok kesannya aku sotoy banget nih hehe
[Takdir 11] : Aroma Masa Lalu
Kalimat terakhir dari takdir ini membuatku merinding. Sebagai pembaca aku gagal paham sedari awal tentang siapa tokoh dalam cerita ini.
[Takdir 12] : Singgasana Kekal
Tiada yang pernah tahu bagaimana situasi sebenarnya yang terjadi di Singgasana Kekal, karena konon katanya, yang berhasil kembali dibuat tak lagi mengerti akan apa yang sedang terjadi. Biar tetap menjadi misteri.
*****
Menukar takdir?
Terdengar menggoda bukan?
Tapi tunggu dulu, bukankah sebagai insan yang beragama seharusnya beriman pada yang namanya takdir?
Trus kenapa malah mau menukarnya?
Tukar Takdir dapat menjadi pengingat bahwa sekelam atau sesulit apapun takdir yang sedang dijalani, bersyukurlah. Berdoalah. Pinta pada pemilik Singgasana Kekal untuk membantumu melewatinya, untuk kemudian membawamu pada takdir terbaikmu yang Dia rancang. Karena jika kamu masih berkeras untuk menukar takdirmu dengan takdir yang ‘menurutmu baik’, yakin tidak akan ada penyesalan yang muncul belakangan?
Akhirnya takdir keberapa kah yang paling relate dengan hidupmu saat ini?
atau yang menjadi kesukaanmu?