Pelajaran Kebahagiaan ala Hector

Apakah kebahagiaan hanyalah sebuah reaksi kimia di dalam otak ?

(Hal : 145)

17-08-26-18-21-26-108_deco

Profesinya sebagai psikiater handal yang mengharuskannya mendengar serta membantu para pasien dengan masalah gangguan jiwa, kebahagiaan, tak serta membuat jiwa Hector merasa ‘puas’ akan pengakuan tersebut. Dia merasa belum ‘bahagia’ akan pencapaian yang telah didapatkannya. Belum bahagia akan hidupnya, dan untuk itulah dia memutuskan untuk mencari tahu seperti apa ramuan kebahagiaan itu, agar tidak ada lagi kesedihan atau ketidakpuasan dalam hidup seperti gejala-gejala yang sering pasiennya keluhkan. Untuk itulah Hector melakukan perjalanan. Perjalanan yang akan membawanya bertemu dengan orang-orang yang nantinya membuatnya mengerti apa itu kebahagiaan dan bagaimana cara memperolehnya.

Cina – negara yang terkenal akan kebijaksanaan para filsufnya – adalah yang pertama dikunjungi Hector. Di sana dia bertemu dengan seorang teman lama yang bernama Edouard dan Ying Li, seorang gadis  yang membuatnya menyadari Pelajaran Kebahagiaan no.5 : Terkadang kebahagiaan itu adalah tidak mengetahui keseluruhan yang ada (Hal : 43). Perjalanan dilanjutkan menuju ke negara di mana sering terjadi konflik, penguasa yang korup, intimidasi ras, serta tingkat kejahatan yang tinggi, namun rupanya di sanalah Hector dapat menemukan berbagai pelajaran lainnya tentang kebahagiaan. Seperti misalnya, dia dapat memahami alasan mengapa anak-anak tersenyum, pelajaran yang bisa dia petik saat ketakutan mendekapnya dalam ruang gelap berisi tikus, serta kejadian-kejadian lain yang tak terduga, yang dialaminya selama perjalanan.

Lalu, apakah pada akhirnya Hector menemukan apa yang dicari? Kebahagiaan yang hakiki? Kebahagiaan untuk dirinya sendiri?

******

Memiliki materi yang lebih dan kesehatan yang prima?

Menghabiskan waktu serta dikeliling oleh orang-orang yang disayangi?

Mempunyai kekuasaan untuk dapat berbuat apapun yang disuka?

Diantara ketiga hal di atas, mana kebahagiaan yang paling mendekati versimu sendiri? Setiap orang pasti memiliki standar bahagianya masing-masing. Sulit rasanya untuk membuat aturan baku tentang kebahagiaan. Sebab itulah, dalam novel 263 halaman ini, Hector mencatat ada beberapa pelajaran yang membantu kita untuk dapat mengenali apa-apa saja yang membuat bahagia. Meskipun, seringnya kebahagiaan itu datangnya dari hal-hal sederhana yang tak diduga.

Kalau dalam novel ini, ketika Hector berkesempatan ‘mencicipi’ bagaimana enaknya terbang dengan fasilitas business class. Lain halnya dengan kebahagiaan sederhanaku, yakni, saat seorang penulis kesayangan mengingat wajah dan namaku dengan baik (padahal penggemarnya juga tidak sedikit), bahkan dia mengingat pertemuan pertama kali.

No. 4 : Banyak orang mengira bahwa kebahagiaan itu berasal dari kemampuan mendapatkan kekuasaan lebih besar atau uang lebih banyak (hal : 39)

No. 5 : Terkadang kebahagiaan itu adalah tidak mengetahui seluruh kenyataan yang ada (hal : 43)

No. 6 : Kebahagiaan adalah sebuah perjalanan jauh di pegunungan yang indah dan asing (hal : 52)

No. 7 : Memikirkan kebahagiaan sebagai  sebuah tujuan merupakan kekeliruan (hal : 68)

Pelajaran no. 1 : Membuat perbandingan bisa merusak kebahagiaan

(Hal: 29).

Aku sependapat dengan pernyataan itu, dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain adalah satu hal yang mesti dihindari jika mental kita belum siap untuk menerima ‘kekalahan’ bahwa sepertinya hidup orang lain itu lebih indah. Lebih bahagia daripada hidup sehari-hari yang kita jalani. Ibarat rumput tetangga terlihat lebih hijau, dapat berakibat negatif jika malah rasa iri yang muncul. Bukan berarti membuat perbandingan selalu berkonotasi buruk, perbandingan bisa juga memotivasi agar kita bekerja lebih keras dan giat agar dapat menyamai ‘hidup bahagia’ nya orang yang menjadi perbandingan kita.

Kalau aku sih, daripada membanding-bandingkan begitu lebih baik menulisi hal-hal apa saja yang selama ini telah membuatku bahagia. Menulis surat penggemar untuk aktor korea favorit, contohnya. Memenangkan giveaway berhadiah novel yang menjadi incaran atau hal-hal yang mungkin bagi sebahagian orang terlihat remeh malah hal itu yang dapat membuatku bahagia.

Kata kunci yang patut digaris bawahi adalah : RASA SYUKUR.

Serius lho, rasa syukur itu besar pengaruhnya untuk meningkatkan kadar kebahagiaan dalam hidup. Bersyukur pada Tuhan karena selama ini telah dicukupkan apa-apa yang memang dibutuhkan oleh kita. Bersyukur atas usia (yang seringnya masih terbuang sia-sia, hiks), atas kesehatan dan atas limpahan cinta dan kasih sayang tulus dari keluarga serta orang-orang terdekat. Pernah baca quote, tapi lupa entah dari buku apa, yang kira-kira begini bunyinya : “Selama masih bisa tidur nyenyak, punya tubuh dan jiwa yang sehat, serta keluarga dan orang terdekat yang menyayangi, maka kita adalah orang yang bahagia.”

17-08-26-18-40-22-885_deco

Jadi sebenarnya konsep mengenai kebahagiaan itu gak rumit kan? Cuma yah gak akan nolak juga sih kalau dikasih rezeki lebih untuk bisa menjelajahi negeri demi mengagumi ciptaan Ilahi. Mengupgrade rasa syukur yang kadang munculnya kalau pas lagi senangnya aja (sungguh ini mah karena imanku saja yang masih kayak roller coaster).

No. 10 : Kebahagiaan adalah melakukan pekerjaan yang kita senangi (hal : 95)

No. 11 : Kebahagiaan adalah memiliki rumah dan kebun sendiri (hal : 102)

No. 12 : Lebih sulit untuk merasa bahagia di sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang jahat (hal : 102)

17-08-26-18-48-22-843_deco

Sedikit berbeda denganku, Hector dan Profesor menemukan tiga metode mengukur kebahagiaan :

  1. Bertanya pada orang berapa kali dalam sehari atau seminggu mereka memiliki suasana hati yang senang, ceria atau bahagia.
  2. Bertanya pada mereka apakah mereka merasa bahagia dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
  3. Merekam eksperasi wajah orang, kemudian mengukurnya dengan cara yang rumit (hal : 192)
No. 17 : Kebahagiaan adalah peduli terhadap kebahagiaan orang-orang yang kita cintai (hal : 159)
No. 18 : Kebahagiaan bisa berarti kebebasan untuk mencintai lebih dari satu wanita pada saat bersamaan (hal : 164)
No. 19 : Matahari dan laut membuat semua orang bahagia (hal : 168)
No. 20 : Kebahagiaan adalah cara pandang terhadap sesuatu (hal : 209)
No. 21 : Persaingan meracuni kebahagiaan (hal : 211)
No. 22 : Wanita lebih peduli untuk membuat orang lain bahagia dibandingkan pria (hal : 213)
No. 23 : Kebahagiaan berarti memastikan bahwa orang-orang yang berada di sekeliling kita bahagia (hal : 213)

So, sudahkah kamu bersyukur hari ini? Sudahkah kamu bahagia hari ini?

Ketika diri telah berdamai dengan sulit, getir serta kelamnya masa lalu lantas berjuang demi masa sekarang dan nanti, itu juga merupakan wujud kebahagiaan. Apresiasi usaha keras diri sendiri.

(Kalo ini mah, quote kebahagiaan ala-ala Indri)

h

Surat Untuk Penghuni Surga, Buku 1

Alhamdulillah.

Sisa-sisa kantuk yang menggelayut di mata segera hilang begitu gue mencolokkan koneksi internet dan mulai melihat ada peristiwa apa yang terjadi hari ini melalui media sosial. Lebih tepatnya begitu gue menscroll down laman pribadi lantas menemukan dua hal yang membuat gue senang :

1.     Akhirnya permintaan gue diterima. Hahaha. (abaikan,mungkin bagi sebagian orang ini sih hal yang biasa. Maklum, namanya juga lagi kagum dengan seseorang)

2.    Melihat ada pengumuman dari #ProyekMenulis #SUPS (SuratUntuk Penghuni Surga) yang pernah gue ikutin September silam yang menampilkan puluhan surat yang terpilih melalui proses seleksi dari banyaknya (gak disebutin angka-angkanya) surat yang masuk ke dalam email : send@nulisbuku.com lalu satu persatu membaca nama-nama yang lulus, dan ada nama gue di situ. Hahaha.

Buku pertama – dari empat kumpulan buku yang berisi surat-surat dalam proyek menulis tersebut – nomor kedua puluh tujuh ada jejaktulisan gue di situ. (http://nulisbuku.com/blog/2014/12/inilah-daftar-lengkap-buku-proyek-menulis-surat-untuk-penghuni-surga/)

Ini surat kedua gue yang mendapat apresiasi. Sedikit berbeda dari apresiasi pertama yang pernah gue terima dalam surat #STPC Roma, yakni apresiasi dari penulisnya sendiri, dengan menuliskan surat balasan untuk gue dan sebuah buku. Sekarang, wujud apresiasinya adalah buku yang di dalamnya ada nama gue. Bahagianya. (Seumur-umur buku yang pernah gue hasilkan sampai saat ini tuh baru satu. Skripsi. Eh itu tergolong buku bukan sih :P, dan itupun juga diselesaikan dengan waktu yang tidak sebentar. Hehehe.)

Seorang teman bertanya, apa hadiah yang gue terima dari proyek ini?

Tidak ada. Memang tidak ada hadiah yang dijanjikan akan diterima oleh orang-orang yang suratnya lulus seleksi. Apalagi terkait mengenai royalti yang akan diterima jika buku ini diminati oleh pasar. Menurut ketentuan dalam proyek, atas penerbitan buku-buku ini, para penulis tidak menerima kompensasi dalam bentuk apa pun karena seluruh royalti hasil penjualan buku akan disumbangkan kepada lembaga panti asuhan, untuk menyantuni anak yatim-piatu.  Detail mengenai penyerahan sumbangan royaltiini akan dikelola oleh tim dari nulisbuku.com.

Bagi gue yang mempunyai mimpi untuk menulis buku sendiri, suatu saat nanti,melihat salah satu tulisan gue bisa terwujud dalam sebuah buku, rasanya senang bukan main.

Jadi, bagi kerabat, teman, sahabat, handai taulan yang ingin membaca tulisan gue, monggo silahkan dibeli bukunya, apalagi dengan membeli buku ini kamu termasuk menyumbang untuk anak-anak yang membutuhkan. Dapat buku sekalian beramal, biar nambah timbangan di sebelah kanannya, hehe 🙂 (udah pande kan ya, gue promosi, hihi)

Print

Tanjung Morawa, 08 Desember 2014

17.55 WIB.